| 18 Views

Anak Muda Perlu Paham Sejarah dan Akar Permasalahan Palestina

Oleh : Ummul Fiqri

Di hadapan puluhan remaja Depok, Pemerhati Remaja, Kak Hana Sheila, mengajak remaja untuk memahami sejarah singkat persoalan dan akar masalah Palestina yang hingga saat ini belum terselesaikan.

“Anak muda perlu memahami sejarah dan akar masalah Palestina,” ungkapnya dalam Kajian Hi Mpok bertajuk “Speak Up Louder for Palestina”, Ahad, (20/4/2025).

Pasalnya, anak muda banyak yang tidak tahu sejarah dan akar masalah Palestina. “Jika kita berpikir bahwa persoalan Palestina baru saja terjadi di 2023 kemarin, kita salah. Karena permasalahan besar Palestina sudah terjadi sejak awal perang dunia pertama, tepatnya tahun 1914,” jelasnya.

“Sejarah awal penaklukan pertama Palestina oleh kaum Muslim terjadi pada abad ke 7 Masehi. Kemudian berhasil dikuasai oleh tentara salib di Perang Salib. Namun akhirnya Kaum Muslim berhasil merebut kembali Bumi Syam yang dipimpin oleh Salahuddin Al Ayubi pada Abad ke 11 Masehi. Pada masa kekhalifahan Islam ada agama besar, yaitu Nasrani, Yahudi, dan Islam hidup berdampingan dengan rukun,” bebernya.

Namun, lanjutnya, masalah baru muncul tatkala Daulah Islam mengalami kekalahan pada Perang Dunia 1. Tak hanya itu, penyerahan Palestina kepada Yahudi disahkan dalam perjanjian Balfour tahun 1917 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris. Dari sinilah awal mula permaslahan yang terjadi di Palestina.

“Diperparah oleh PBB yang membagi Palestina menjadi dua bagian pasca Perang Dunia II. Kini Amerika serikat pendiri PBB mendukung pemukiman Yahudi di wilayah Palestina dan tidak menyebutnya sebagai pelanggaran HAM. Tujuan Amerika Serikat jelas, ingin menguasai dunia serta menghalangi tegaknya Islam,” ujarnya.

Kak Hana pun memperlihatkan peta Palestina, kepada para remaja yang menggambarkan luas wilayahnya yang kian mengecil tergeser oleh penjajahan Zionis Israel. Itu semua terjadi karena hingga saat ini tidak ada satu pun negara kaum Muslim yang mampu menghentikan penjajahan selama ini, yang disebabkan oleh sekat-sekat nasionalisme yang diciptakan oleh kaum kafir pada Perang Dunia.

“Maka dari itu, penting bagi kita untuk melakukan kontribusi nyata, di antaranya mengirimkan bantuan, memboikot produk-produk yang pro Zionis, mengirimkan tentara untuk membantu mengusir penjajah, dan yang paling utama mewujudkan persatuan umat Muslim yang akan menghilangkan sekat nasionalisme dan menjadi pelindung bagi kaum Muslim,” pungkasnya.


Share this article via

12 Shares

0 Comment