| 372 Views
Nasib Peternak Susu Sapi di Tengah Meningkatnya Impor Susu

Oleh : Sri Wahyuni
Para peternak susu sapi perah dan pengepul susu mengalami nasib yang buruk di negeri ini. Di tengah negeri yang melimpah akan sumber daya pangannya, termasuk susu sapi mengalami kerugian di dalamnya, sebab kesulitan menyalurkan susu sapi ke Industri Pengolah Susu (IPS), yang membatasi penerimaan susu. Kondisi ini jelas merugikan para peternak sapi yang menggantungkan hidupnya dari hasil penjualan susu.
Seperti yang terjadi di Boyolali, dalam beberapa vidio yang viral memperlihatkan para peternak susu sapi membuang susu hasil panen mereka dan ada juga yang membagi-bagikannya pada warga sekitar, lantaran semua susu susu itu mengalami penolakan oleh industri pengolah susu, karena kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah, yang diduga menjadi sebab kerugian para peternak susu tersebut.
Dilansir dari TEMPO.CO, Boyolali - Puluhan peternak sapi perah dan pengepul susu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dalam beberapa waktu terakhir ini terpaksa membuang susu hasil panen mereka. Hal itu lantaran pabrik atau industri pengolahan susu (IPS) membatasi kuota penerimaan pasokan susu dari para peternak dan pengepul susu itu. 8 November 2024.
Pembatasan impor oleh pemerintah ini dicurigai melibatkan oknum yang mencari keuntungan ditengah masyarakat kecil. Wajar saja dalam sistem ekonomi kapitalis hal ini terjadi, memang bukan rahasia lagi bahwa kebijakan-kebijakan yang dibuat lebih banyak menguntungan mereka para pengusaha atau orang-orang elit saja, dibanding rakyat kecil. Pada kenyataannya pemerintah lebih mementingkan pengusaha besar daripada berperan untuk melindungi rakyat kecil.
Tentunya banyak masyarakat yang kecewa akan kebijakan impor ini, dan masih berharap bahwa negara bisa mensejahterakan mereka, alih alih dengan melakukan aksi untuk menunjukan rasa kecewa mereka pada negara yang acuh dan abai pada peternak susu sapi perah dan pengepul susu. Namun harapan masyarakat takan pernah didengar oleh negara sebab sisitem perekonomian kapitalis yang menjadi tonggaknya.
Dalam sistem yang berbeda yaitu Islam, kebijakan impor akan menjadi sisi positif jika dikelola dengan bijaksana tanpa harus merugikan rakyatnya atau produk lokal. Kebutuhan rakyat akan terpenuhi dengan memperkuat produk lokal, dan mendukung para peternak lokal serta meningkatkan ekspor sebagai penggerak ekonomi, juga meningkatkan mutu pangan dan menampung hasil panen dengan baik sehingga mencegah ketergantungan terhadap impor. Dengan ini tidak ada lagi masyarakat yang merasa dirugikan akan kebijakan negara.
Justru dengan sistem ekonomi yang diterapkan Islam maka masyarakat akan hidup makmur termasuk para petani susu sapi perah dan pengepul susu. Islam akan berdiri di tengah-tengah umat, untuk menjadi solusi akan permasalahan mereka, dan menyelesaikan persoalan-persoalan pada rakyatnya dengan syariat Islam, syariat yang sempurna yang berasal dari Allah swt.
Dengan kata lain, negara Islam dengan mandiri akan berperan penuh dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya secara optimal, dengan sumber daya alam yang dimiliki juga potensi yang ada pada diri masyarakat Islam. Sehingga tidak akan ditemui lagi para peternak yang membuang susu, sebaliknya justru susu akan didistribusikan dengan baik ke pelosok negeri dengan harga yang terjangkau.
Waallahu a'lam bi showwab.