| 67 Views
Maulid Nabi: Momen Meneladani Kepemimpinan Nabi ﷺ
Oleh: Siti Zulaikha, S.Pd
Aktivis Muslimah dan Pegiat Literasi
Rabiulawal merupakan bulan yang istimewa bagi kaum muslimin, karena dibulan ini tepatnya pada 12 Rabiulawal tahun Gajah, manusia pilihan, manusia utusan Allah yang memberi kabar gembira dan peringatan bagi umat manusia, serta pembawa rahmat bagi seluruh alam, yaitu Rasulullah Muhammad SAW dilahirkan kemuka bumi.
Allah Taala berfirman,
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (TQS Al-Anbiya [21]: 107).
Al-Qadhi Iyadh menjelaskan ayat ini sebagai berikut, “Dikatakan (kerahmatan Rasulullah) bagi seluruh makhluk. Bagi orang mukmin, rahmat dengan hidayah; rahmat bagi orang munafik berupa amannya mereka dari pembunuhan, dan rahmat bagi orang kafir dengan ditundanya azab atas mereka (karena umat terdahulu, azab bagi yang ingkar pada Rasul-Nya diazab langsung di dunia-pen).” (Al-Qadhi ‘Iyadh, Asy-Syifa’ bi Ta’rifi Huquq al-Musthafa, hlm. 58).
Namun fakta yang ada hari ini sungguh sangat menyakitkan. Sebagian seorang muslim yang mengaku mewarisi rahmat Rasulullah, mengampanyekan rahmat Islam, tetapi malah keras dan memusuhi sesama muslim, dan sebaliknya mereka berkasih sayang dengan orang kafir. Padahal, karakter umat Muhammad adalah keras kepada orang kafir dan lembat lembut di antara kaum muslim.
Momen maulid Nabi Muhammad SAW diperingati tiap tahun untuk terus mengingatkan kita akan keteladanan terhadap beliau sebagai uswah hasanah bagi kaum muslim. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an surat Al-Ahzab ayat 21
“Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah) bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan ia banyak menyebut Allah.” (TQS Al-Ahzab [33]: 21).
Dalam Al-Qur’an, tidak ada seorang nabi yang dipuji begitu tinggi, melebihi Nabi Muhammad SAW. Dalam satu ayat, Nabi saw. disebut sebagai teladan yang baik (uswah hasanah), yakni model peran, role model (lihat QS Al-Ahzab: 29).
Rasulullah adalah teladan terbaik dalam hidup yang harus kita jadikan role model, mulai perkara ibadah hingga perkara politik pemerintahan. Rasulullah berwasiat bahwa sistem pemerintahan yang harus diikuti adalah yang merujuk pada sunah Rasulullah dan contoh para khalifah pengganti beliau dari Khulafaurasyidin.
Dalam sebuah riwayat disebutkan dari Abu Najih al-Irbadh bin Sariah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Swt., tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Itu karena di antara kalian ada yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap sunahku dan sunah Khulafaurasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari bidah karena semua perkara bidah adalah sesat.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW berwasiat beberapa hal.
1. Bertakwa kepada Allah.
2. Patuh dan taat kepada pemimpin dalam pemerintahan Islam, bagaimanapun kondisinya.
3. Setelah zaman kenabian akan ada banyak perselisihan.
4. Perintah mengikuti sunah Nabi Muhammad saw. dan sunah Khulafaurasyidin yang mendapat petunjuk (dalam hal penyelenggaraan pemerintahan).
5. Perintah berpegang teguh pada sunah bagaikan menggigit sesuatu dengan gigi geraham.
6. Larangan perilaku bidah karena bidah adalah kesesatan.
Perihal menaati para pemimpin, beliau SAW memerintahkan karena di dalamnya terdapat maslahat yang besar, selama para pemimpin itu berpegang teguh dengan Islam, menyerukan Kitabullah, bagaimanapun kondisi mereka dalam hal diri mereka sendiri, keagamaan dan akhlak mereka, dan tidak dipatahkan tongkat atas mereka. Namun, jika tampak dari mereka kemungkaran maka mereka diperingatkan dan diingatkan.” (Al-Nawawi, Syarh an-Nawawi ‘ala Muslim, juz 4, hlm. 422).
Jelas, kelahiran Rasulullah SAW adalah tanda kasih sayang Allah SWT untuk kita, umat manusia, yaitu dengan diutusnya Rasul di tengah-tengah manusia. Inilah nikmat paling besar yang Allah SWT yang dikaruniakan kepada manusia karena diutusnya seorang Rasul adalah sebagai penerang bagi orang-orang yang salah jalan, menjadi penunjuk bagi orang-orang yang tersesat.
Untuk itu, memperingati hari kelahiran Nabi Rasulullah SAW bukan hanya mengingat hari kelahirannya semata, namun agar kita kembali mengingat bahwa satu-satunya role model dalam menapaki ragam sisi kehidupan hanyalah Rasulullah SAW. Sungguh dalam diri Rasulullah SAW terdapat suri teladan dalam berkeluarga, memimpin masyarakat dan negara, juga seluruh aspek kehidupan lainnya.
Wallahualam bissawab.